LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU”

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“PENGARUH DERAJAT KEASAMAN (pH) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KACANG HIJAU”

 

 

 

 

Disusun oleh:

Kelompok 3 (hari Rabu)

 

 

 

 

 

 

XII-MIPA 2

 

SMA NEGERI 7 TASIKMALAYA

Jl. Air Tanjung Telp. (0265) 321564 Kawalu Kota Tasikmalaya 46182

Tahun Ajaran 2016/2017

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum yang berjudul “Pengaruh Derajat Keasaman pH Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau”. Penulisan laporan ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Biologi.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, baik teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penelitian ini. Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberi bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.

 

 

 

 

Tasikmalaya, 05 September 2016

 

 

Penyusun


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………        ii-iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….. 1

I.I    LATAR BELAKANG………………………………………………………………… 1

I.II  JUDUL PRAKTIKUM……………………………………………………………….. 1

I.III RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………….. 1

I.IV TUJUAN PRAKTIKUM……………………………………………………………… 2

I.V  MANFAAT PRAKTIKUM…………………………………………………………. 2

I.VI HIPOTESIS……………………………………………………………………………….. 2

I.VII WAKTU PRAKTIKUM……………………………………………………………. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………… 3

II.I  DASAR TEORI…………………………………………………………………          3-7

II.II KACANG HIJAU………………………………………………………………………. 7

II.II.a AKAR KACANG HIJAU………………………………………..          7-8

II.II.b BATANG KACANG HIJAU……………………………………            8

II.II.c BUNGA DAN BIJI KACANG HIJAU………………………………. 8

II.III   LARUTAN……………………………………………………………………………… 9

II.III.a   LARUTAN UNTUK KONTROL……………………………………. 9

II.III.b   LARUTAN UNTUK PERLAKUAN……………………..        9-10

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………          11

III.I ALAT DAN BAHAN………………………………………………………..          11

III.II   CARA KERJA……………………………………………………………….     11-12

III.III MENENTUKAN VARIABEL………………………………………..        12

III.IV CARA MENGAMBIL DATA HASIL PENELITIAN……….        12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………….        13

IV.I HASIL PRAKTIKUM……………………………………………………….      13-15

IV.II   PEMBAHASAN…………………………………………………………….      15-16

BAB V PENUTUP………………………………………………………………………..        17

V.I  SIMPULAN………………………………………………………………………        17

V.II SARAN                                                                                                17

 

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

I.I        LATAR BELAKANG

Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti oleh pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi pada kecambah yang diberikan faktor faktor perkecambahan.

Dalam melangsungkan pertumbuhan, selain membutuhkan cahaya dan air, tumbuhan juga membutuhkan faktor lain, salah satunya pH tanah atau media tempat tanaman itu tumbuh. Sebagai makhluk hidup, kita perlu belajar untuk mengetahui peranan pH terhadap perkembangan tumbuhan.

 

I.II       JUDUL PRAKTIKUM

Pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

 

I.III     RUMUSAN MASALAH

                        Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah :

  1. Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?
  2. Berapakah pH yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau?

 

I.IV     TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini yaitu :

  1. Mempelajari dan mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.
  2. Mempelajari dan mengetahui perbedaan perkecambahan kacang hijau pada media yang memiliki pH berbeda.

 

I.V       MANFAAT  PRAKTIKUM

Manfaat dari praktikum ini yaitu :

  1. Mengetahui salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
  2. Memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah.

 

I.VI     HIPOTESIS

pH sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

 

I.VII    WAKTU PRAKTIKUM

Praktikum ini dilaksanakan mulai dari hari : Minggu, 28 Agustus – 4 September 2016.

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

II.I       DASAR TEORI

Pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi. Masuknya air ke biji melalui proses imbibisi. Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk melepaskan hormon giberelin. Hormon ini mendorong pelepasan enzim yang berfungsi menghidrolisis makanan cadangan sehingga terbentuk energi. Energi ini digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam biji. Struktur yang pertama muncul dan menyobek selaput biji adalah radikula. Radikula merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Selanjutnya, pada bagian ujung sebelah atas tumbuh epikotil (calon batang).

Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, ada dua tipe perkecambahan, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.

  1. Perkecambahan Epigeal

Ciri utama tipe perkecambahan ini ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah. Hal ini dikarenakan terjadi pemanjangan bagian hipokotil yaitu ruas batang di bawah kotiledon. Kotiledon dan plumula/bakal daun terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae, contoh pada kacang hijau dan kacang kedelai.

  1. Perkecambahan Hipogeal

Ciri utama tipe perkecambahan hipogeal ditandai dengan tertinggalnya kotiledon di dalam tanah. Pada perkecambahan hipogeal, bagian yang mengalami pemanjangan adalah ruas batang di atas kotiledon atau disebut epikotil sehingga bakal daun atau plumula menembus tanah dan kotiledon tetap di dalam tanah. Perkecambahan hipogeal terjadi pada biji tumbuhan Monocotyledoneae, contohnya pada jagung dan padi, serta beberapa jenis tumbuhan Dicotyledoneae, contohnya kacang kapri.

 

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang, dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pola-pola pertumbuhan seperti berikut :

  1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi akibat aktivitas meristem apikal. Pada peristiwa ini terjadi proses pembelahan dan diferensiasi sel yang mengakibatkan akar dan batang tumbuh memanjang. Meristem apikal terdapat pada ujung batang dan ujung akar. Meristem apikal dibagi menjadi tiga daerah yaitu daerah pembelahan, pemanjangan (elongasi), dan diferensiasi.

 

1).        Pertumbuhan Primer pada Akar

Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda, terdapat empat daerah pertumbuhan yaitu tudungb akar (kaliptra), meristem, daerah pemanjangan sel, dan daerah diferensiasi.

  • . Pertumbuhan Primer pada Batang

Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi  daerah pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah deferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan,dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.

  1. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosis pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Ada dua macam meristem lateral, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus.

Kambium vaskuler terletak di antara xilem floem. Aktivitas kambium ini mengakibatkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk xilem dan ke arah luar membentuk floem.pertumbuhan ke arah dalam lebih besar sehingga xilem yang dihasilkan lebih yebal dari pada floem. Pembentukan xilem dan floem dipengaruhinoleh musim. Pada musim hujan, lapisan yang terbentuk lebih tebal dari pada musim kemarau. Perbedaan pertumbuhan ini mengakibatkan terbentuknya lingkaran tahun.

Kambium gabus merupakan jaringan pelindung yang mengganti fungsi jaringanepidermis yang rusak/mati. Pada lapisan peridimis jaringan kambium gabus terdapat felogen yang bersifat meristematis. Aktivitas falogen mengakibatkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk feloderma dan ke arah luar membentuk felem.

 

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

  1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri.

  • . Faktor Intraseluler

Faktor intraseluler terdapat di dalam sel tumbuhan, contohnya gen. Gen merupakan kode genetik yang akan diterjemahkan menjadi protein tertentu yang berfungsi sebagai pembentuk enzim yang memengaruhi reaksi metabolisme.

  • . Faktor Interseluler

Faktor interseluler yang dilepaskan oleh sel untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan yaitu hormon. Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon. Bebrapa fitohormon pada tumbuhan yaitu : Auksin, Giberelin, Sitokinin, Gas Etilen, Asam Absisat, Asam Traumalin (Hormon Luka), dan Kalin.

  1. Faktor Eksternal

1).        Air

Air mutlak diperlukan tumbuhan, karena air termasuk senyawa utama yang sangat penting bagi tumbuhan untuk melakukan berbagai fungsi.

2).        Cahaya

Tumbuhan membutuhkan cahaya karena berperan penting dalam proses fotosintesis. Cahaya juga memengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (hormon pertumbuhan). meskipun demikian, intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan tidak boleh kurang atau berlebihan.

3).        Kelembapan

Kelembapan udara yang rendah dapat meningkatkan laju transpirasi sehingga penyerapan air dan unsur hara meningkat.

4).        Nutriea

Tumbuhan memerlukan nutriea sebagi sumber energi dan sintesis berbagai komponen sel. Apabila kekurangan nutriea maka tumbuhan akan mengalami difisiensi (menghambat pertumbuhan dan mengakibatkan kematian).

5).        Suhu

Pada umumnya, tumbuhan mebutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu berpengaruh terhadap proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.

6).        Oksigen

Oksigen diperlukan untuk proses respirasi aerob. Melalui proses tersebut, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Jika kekurangan oksigem maka tumbuhan akan mati.

7).        Nilai pH (Tingkat Keasaman)

Nilai pH dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hal ini karena pH menentukan kemampuan tumbuhan dalam mengambil unsur hara dalam tanah. Jika pH tidak sesuai, tanaman dapat mengalami keracunan.

 

II.II     KACANG HIJAU

II.I.a    Akar Kacang Hijau

Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran kacang hijau dibagi menjadi dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah. Sistem perakaran tanaman kacang hijau bercabang-cabang banyak dan dalam akarnya membentuk bintik-bintik yang disebut nodula akar. Seperti tanaman suku legume pada umumnya, tanaman kacang hijau bersimbiosis mutualisme dengan bakteri penambat N di udara, yaitu Rhizobium sp.

Rhizobium sp. mendapatkan tempat tinggal (inang) dan sumber makanan pada tanaman kacang hijau, dan sebagai timbal baliknya tanaman kacang hijau mendapat asupan unsur hara Nitrogen tambahan dari Rhizobium sp. 

            II.I.b   Batang Kacang Hijau

Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian 1 m, cabang menyebar ke semua arah. Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung tua, letak daun berselip. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.

II.I.c    Bunga dan Biji Kacang Hijau

Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari akan layu.

Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.

II.III    LARUTAN

II.III.a             Larutan untuk Kontrol

Larutan yang digunakan sebagai larutan kontrol adalah air yang memiliki pH netral yaitu sebanyak 10 mL.

II.III.b            Larutan untuk perlakuan

Cuka 25% dilarutkan menjadi 5% dan 10% masing-masing sebanyak 60 mL

 

  • Pembuatan larutan cuka 5%

 

5% = 0,875 M

  • Pembuatan larutan cuka 10%

 

10 % =  1,75 M

  • Cuka yang 25%

 

25%  =  4,375 M

5% =>       M1V1 = M2V2

                                                         4,375 V1 = 0,875 x 60

V1 = 12 Ml

V2 = V1 + Vair

60 = 12 + Vair

Vair = 48

     10% =>      M1V1 = M2V2

4,375 V1 = 1,75 x 60

V1 = 24

V2 = V1 + Vair

60 = 24 + Vair

Vair = 36


BAB III

METODE PENELITIAN

 

III.I     ALAT DAN BAHAN

  1. ALAT
  2. 3 buah mangkuk ukuran sedang
  3. Gelas ukur
  4. Pipet tetes
  5. Tabung reaksi
  6. Penggaris
  7. Alat tulis
  8. Kertas label
  9. BAHAN
  10. Biji kacang hijau
  11. Kapas sebagai media
  12. Air
  13. Asam cuka 5% dan 10%
  14. pH meter untuk mengukur derajat keasaman
  15. Aquades

 

III.II    CARA KERJA

  • Siapkan 3 buah mangkuk.
  • Berilah label pada setiap mangkuk (label A,B,dan C).
  • Letakkan kapas secukupnya secara merata.
  • Siram kapas dengan larutan yang berbeda. Mangkuk A disiram 10 mL air tanpa campuran asam cuka, mangkuk B disiram 10 mL larutan cuka 5%, dan mangkuk C disiram 10 mL larutan cuka 10%.
  • Setelah itu letakkan masing-masing 5 biji kacang hijau di atas kapas pada ketiga mangkuk. Ukur pH media pada setiap mangkuk menggunakan pH meter.
  • Lakukan penyiraman setiap hari dengan jumlah yang sama. Mangkuk A disiram air tanpa campuran asam, mangkuk B disiram asam cuka 5%, dan mangkuk C disiram asam cuka 10%.
  • Lakuakan pengamatan harian selama 7 hari untuk mengamati perkecambahan biji, dan 7 hari berikutnya untuk mengamati pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau.

 

III.III  MENENTUKAN VARIABEL

  1. Variabel Bebas : perbedaan pH
  2. Variabel Terikat : perkecambahan, pertumbuhan, dan perkembangan kacang hijau.
  3. Variabel Terkontrol : air dan cahaya.

 

III.IV  CARA MENGAMBIL DATA HASIL PENELITIAN

Data diperoleh dari hasil eksperimen atau hasil percobaan.

  1. Data Kualitatif

Morfologi tanaman kacang hijau. Berupa morfologi akar kacang hijau, morfologi batang dan daun kacang hijau, dan morfologi bunga dan biji kacang hijau.

  1. Data Kualitatif

Hasil pengukuran tinggi batang kacang hijau dan jumlah daun kacang hijau.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

IV.I     HASIL PRAKTIKUM

 

PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU

 

Kelompok

Biji Kacang Hijau Biji Berkecambah pada Hari Ke-
 

1

 

2

 

3

 

4

 

5

 

6

 

7

 

 

A

1 0,5 2 3 5 6 8 14
2 1 1,5 2
3 0,6 1,7 2,5 2,5 2,7 2,8 4
4 0,9 1,5 1,5 2,1 2,5 2,8 3
5 0,7 1,8 2 2,1 2,2 2,3 2,5

 

 

Kelompok

Biji Kacang Hijau Biji Berkecambah pada Hari Ke-
 

1

 

2

 

3

 

4

 

5

 

6

 

7

 

 

B

1
2
3
4
5

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

Kelompok

Biji Kacang Hijau Biji Berkecambah pada Hari Ke-
 

1

 

2

 

3

 

4

 

5

 

6

 

7

 

 

C

1
2
3
4
5

 

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

Hal yang Diamati Rata-rata panjang akar, panjang batang, dan jumlah daun
Kelompok A pada Hari Ke- (cm)
1 2 3 4 5 6 7
Panjang akar  

0,5

 

0,5

 

1

 

2

 

2,5

 

3

 

4,1

Panjang batang  

 

1

 

2,5

 

3

 

4

 

4,5

 

12

Jumlah daun  

 

 

 

2

 

2

 

2

 

2

 

Hal yang Diamati Rata-rata panjang akar, panjang batang, dan jumlah daun
Kelompok B pada Hari Ke- (cm)
1 2 3 4 5 6 7
Panjang akar  

 

 

 

 

 

 

Panjang batang  

 

 

 

 

 

 

Jumlah daun  

 

 

 

 

 

 

 

Hal yang Diamati Rata-rata panjang akar, panjang batang, dan jumlah daun
Kelompok C pada Hari Ke- (cm)
1 2 3 4 5 6 7
Panjang akar  

 

 

 

 

 

 

Panjang batang  

 

 

 

 

 

 

Jumlah daun  

 

 

 

 

 

 

 

PERKEMBANGAN TANAMAN KACANG HIJAU

Hal yang Diamati Deskripsi
Kelompok A Kelompok B Kelompok C
Warna daun Hijau Muda
Warna batang Putih Kehijauan
Keadaan daun Rata
Keadaan batang Kukuh
Keadaan akar Meruncing
Keadaan tanaman Hidup Mati Mati

 

IV.II    PEMBAHASAN

Hari Ke-1

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, kecambah kacang hijau tumbuh 4 kecambah dengan tinggi masing-masing 0,5 ; 0,6 ; 0,9 ; dan 0,9 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-2

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, kecambah kacang hijau tumbuh 4 kecambah dengan tinggi masing-masing 2 ; 1,7  ; 1,5 ; dan 1,8 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-3

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, kecambah kacang hijau tumbuh 4 kecambah dengan tinggi masing-masing 3 ; 2,5 ; 1,5 ; dan 2,0 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-4

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, kecambah kacang hijau tumbuh 4 kecambah dengan tinggi masing-masing 5,0 ; 2,5 ; 2,1 ; dan 2,1 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-5

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, semua kecambah kacang hijau tumbuh dengan tinggi masing-masing 6,0 ; 1,0 ; 2,7 ; 2,5 ; dan 2,2 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-6

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, semua kecambah kacang hijau tumbuh dengan tinggi masing-masing 8,0 ; 1,5 ; 2,8 ; 2,8 ; dan 2,3 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

Hari Ke-7

Pada mangkuk A yaitu dengan pH netral, semua kecambah kacang hijau tumbuh dengan tinggi masing-masing 14 ; 2,0 ; 4,0 ; 3,0 ; dan 2,5 cm. Sedangkan pada mangkuk B dengan pH 3 tidak tumbuh kecambah. Dan pada mangkuk C dengan pH 4 tidak tumbuh kecambah.

 

 

BAB V

PENUTUP

 

V.I       SIMPULAN

Dari data diatas, dapat kita lihat simpulkan bahwa pH memang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Dari data di atas juga, dapat disimpulkan bahwa kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh pada media yang mempunyai pH netral. Itu dapat dilihat dari banyaknya kecambah yang tumbuh pada media yang mempunyai pH netral dibandingkan dengan kecambah pada media dengan pH 3 dan 4 tidak tumbuh sama sekali kecambah. Karena tumbuhan yang ada pada media asam akan mati karena tumbuhan keracunan oleh asam.

 

V.II     SARAN

Jika ingin menanam kacang hijau sebaiknya pada media yang mempunyai pH netral, karena pada pH netral ini kecambah kacang hijau lebih mudah dan cepat tumbuh.

Dalam membuat laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon kritik dan sarannya yang membangun bagi kesuksesan kami yang akan mendatang.